Jumat, 20 April 2012

Minggu Para Wanita Pembawa Rempah-Rempah


Hari Minggu ke-2 setelah Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan dirayakan oleh Gereja Katolik Timur (Ritus Bisantin) dengan sebutan “Minggu Para Wanita Pembawa Rempah-Rempah”. Dalam bahasa Yunani : Μυροφόραι (transliterasi : Miroforai); dan dalam bahasa Latin : Myrophorae.

Pada hari Minggu ini, Gereja memuliakan Kebangkitan Yesus Kristus bersama para wanita pembawa rempah-rempah. Kisah ini merujuk kepada Injil Matius 28:1-8; Markus 16:1-8; Lukas 23:55-24:3; yang menceritakan bahwa pada saat menjelang menyingsingnya fajar pada hari ke-3 setelah Kristus wafat dan dikuburkan, beberapa wanita-wanita (Yohanes 20:1-18 mengangkat Maria Magdalena sebagai tokoh) datang ke kubur Yesus dengan membawa rempah-rempah dan minyak mur.

Menurut tradisi Yahudi, jenasah seseorang yang telah mati akan diselubungi dengan kain kafan, lalu dikuburkan. Kubur Yahudi saat itu jauh berbeda dengan kubur Yahudi saat ini. Kubur Yahudi saat ini kurang lebih berupa tanah yang digali, lalu jenasah orang yang telah meninggal akan di”tanam”, seperti layaknya kubur pada umumnya yang berlaku saat ini. Namun kubur Yahudi saat itu adalah berupa suatu tebing dari batu kapur atau granit yang lalu dilubangi. Lubang tersebut dibuat cukup besar sehingga berbentuk seperti bilik kecil. Di dalamnya dibuat pula semacam meja dan cerukan-cerukan rak di dinding dalam gua dimana jenasah-jenasah biasa akan diletakkan di sana. Setelah jenasah tersebut diletakkan di dalam kubur batu tersebut, bagian pintu sebelah luar dari gua tersebut akan ditutup oleh sebuah batu besar, lalu disegel. Pada hari ke-3, kubur tersebut akan dibuka kembali untuk melakukan tradisi merawat jenasah dengan memberi rempah-rempah dan meminyaki jenasah. Dan yang melakukan perawatan jenasah ini adalah kaum wanita. Di saat itu lah, wanita-wanita yang mengasihi orang yang telah meninggal tersebut mendapat kesempatan untuk meratapi kepergian orang tersebut dan untuk menunjukkan rasa kasih sayang kepadanya sembari merawat dan memberi harum-haruman. Setelah perawatan tersebut selesai dilakukan, kubur akan kembali ditutup dengan batu besar dan disegel seperti sedia kala. Biasanya pada hari ke-3 tersebut, jenasah tersebut sudah berbau tidak sedap. Oleh karena itulah, pada hari ke-3, setelah proses perawatan oleh para wanita, kubur tersebut kembali ditutup dan disegel, untuk mencegah masuknya hewan liar dan agar bau tidak sedap yang mulai keluar dari jenasah tidak sampai merembes hingga ke luar kubur. Hal ini diteguhkan oleh Kisah Yesus Membangkitkan Lazarus yang terdapat pada Injil Yohanes 11. Orang-orang Yahudi melarang ketika Yesus memerintahkan untuk membuka kubur Lazarus, karena “ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." Bagaimana mungkin masyarakat sekitar mengetahui bahwa jenasah Lazarus telah berbau? Karena memang kubur tersebut telah pernah dibuka pada hari ke-3, sesuai dengan tradisi Yahudi, agar para wanita berkesempatan meratap dan menunjukkan kasih kepada Lazarus yang telah meninggal dengan memberi rempah-rempah dan minyak mur. Dan mereka mendapati bahwa jenasah yang telah dikubur selama 3 hari telah berbau, dengan kata lain telah benar-benar mati.

Tradisi Gereja Timur mengatakan bahwa para wanita pembawa rempah-rempah tersebut terdiri atas 8 wanita, yaitu : Maria Magdalena, Maria Sang Theotokos, Yoana, Salome, Maria istri Kleopas, Susana, Maria dari Betania, dan Martha dari Betania. 5 wanita yang pertama merupakan tokoh-tokoh wanita yang secara jelas disebutkan namanya membawa rempah-rempah ke kubur Yesus di dalam Injil. Sedangkan 3 wanita yang terakhir disebut sebagai pembawa rempah-rempah berdasarkan tradisi.

Kidung Troparion ( Irama 2 ) :
Sungguh malaekat telah datang dan berkata kepada para wanita pembawa rempah-rempah,
“Rempah-rempah itu adalah untuk orang mati,
Tetapi Kristus telah menang terhadap kematian.
Maka berserulah hai kalian sekalian, 
“Tuhan telah bangkit dan melimpahkan Kerahiman Yang Besar kepada dunia.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar