Terkini :

  • Salam sejahtera bagi semua. Irini pasi. Selamat datang di Evangelismos Katolik Timur. Kami mensyiarkan Gereja-Gereja Timur yang bersatu dengan Roma; dan ada dalam himpunan Gereja Katolik sedunia. Yaitu Gereja-Gereja Timur yang untuk saat ini tidak tergabung dalam himpunan Gereja-Gereja Ortodoks.
  • Mohon ingatlah seluruh saudara-saudari Kristiani di dalam doa-doa saudara, khususnya mereka yang berada dalam hambatan dan penganiayaan. Salah satu doa yang dapat digunakan dapat dibaca DI SINI
  • Ayo bergabung dengan Page Facebook "Gereja Katolik Timur Indonesia" DI SINI
  • "First Without Equal". Tanggapan terhadap Patriarkat Moskow (Gereja Ortodoks Rusia) tentang Primasi. Terambil dari Situs resmi Patriarkat Konstantinopel (Gereja Ortodoks Konstantinopel) DI SINI. Atau dari Situs resmi Metropolitan Ortodoks Patriarkat Ekumenis di Hong Kong dan Asia Tenggara DI SINI
  • Penjelasan, Antifon, Teks Liturgi Pesta dan Hari Raya penting, dapat ditemukan DI SINI
  • Halaman depan dapat ditemukan DI SINI

Sabtu, 22 Desember 2012

Pohon Kehidupan Akan Bersemi!


"Bethlehem, bersiap sedialah! Karena Eden akan terbuka bagi semua.
Efrata, berjaga-jagalah! Karena Pohon Kehidupan akan bersemi dari Sang Perawan dari dalam gua.
Rahim nya telah menjadi Taman Surgawi rohani tempat Buah Ilahi ditanam.
Dan jika kita memakan Buah itu maka kita akan hidup, takkan mati seperti Adam.
Kristus akan datang untuk memulihkan kembali keserupaan dengan Allah yang dahulu telah hilang.”
~ Puji-pujian Menjelang H.R. Kelahiran Tuhan, Katolik Timur Ritus Bisantin



Sebagai suatu Tradisi suci yang telah berlangsung sangat lama, Gereja-Gereja Katolik Timur, khususnya yang menggunakan Ritus Bisantin (seperti misalnya adalah Gereja Katolik Melkit dan Gereja Katolik Yunani Ukraina), akan sering mengangkat puji-pujian ini pada hari-hari terakhir menjelang H.R. Kelahiran  Tuhan. Gereja secara bersama-sama dengan penuh perhatian dan khidmat menantikan saat-saat menjelang kelahiran Firman Allah menjadi manusia. Yaitu Yesus Kristus. Esensi-Nya sebagai Firman Allah telah ada sejak awal segala jaman dan akan ada selamanya hingga kekal. Inkarnasi dan kelahiran-Nya sebagai manusia lah yang telah terjadi sekitar 2000 tahun yang lalu, dan terus dirayakan. Bagi Gereja-Gereja Katolik Timur, ada 5 sumber pengajaran iman : Kitab Suci, Tradisi suci, Magiterium (Pengajaran) Gereja dan hasil-hasil Konsili Gerejawi, tulisan dan ajaran para  Bapa-Bapa kudus, serta Puji-pujian liturgis.

Dalam puji-pujian di atas ini, Tuhan Yesus Kristus disebut dengan gelar pujian “Pohon Kehidupan”. Ia dikandung oleh Perawan Maria, maka rahim sang perawan bagaikan Taman Firdaus Eden dimana pohon kehidupan tumbuh dan hadir di dalamnya.


Pada saat-saat Natal, kita memasang pohon Natal yang indah. Pohon Natal ini bukan untuk menggambarkan pohon kurma yang bagi sebagian saudara-saudara Non-Kristiani di sebelah pohon kurma lah Yesus Kristus dilahirkan. Pohon Natal ini bukan pula sisa-sisa tradisi pagan kafir yang menyembah pohon atau mengkramatkan pohon tertentu. Bagi umat Katolik Timur yang telah menyanyikan puji-pujian ini sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, Pohon Natal melambangkan Yesus Kristus Sang Pohon Kehidupan. Kisah pada Kitab Suci diawali dengan Pohon Kehidupan yang Allah larang untuk dimakan oleh Adam dan Hawa yang saat itu telah jatuh ke dalam dosa (Kej 3:22). Dan diakhiri dengan Pohon Kehidupan pula yang mana buahnya kelak akan dapat dinikmati oleh orang-orang kudus di Surga (Wahyu 22:14). Para Bapa Gereja menafsirkan Pohon Kehidupan yang ada di dalam Kitab Suci tersebut sebagai suatu “bayang-bayang” terhadap Yesus Kristus. St Hipolitus dari Roma berkata, “Pohon Kehidupan dan Buah Kebenaran adalah Kristus. Beliau sebagai seorang manusia dipenuhi sepenuh-penuhnya dengan kebenaran. Dan layaknya sebuah pohon, dengan kehidupan-Nya yang kekal Ia telah menghasilkan buah-buah pengetahuan dan keutamaan. Barangsiapa memakan buah-Nya akan menerima hidup yang kekal. Dan akan menikmati buah kehidupan kelak di firdaus bersama Adam dan segala orang benar”. Ketika melihat Pohon Natal, kita diharapkan teringat pada Kristus Sang Pohon Kehidupan. Daun-daunnya yang hijau kekal bahkan ketika musim dingin melambangkan Yesus Kristus yang kekal karena Ia adalah Firman Allah yang pada hakikatnya adalah Ilahi. Pucuknya yang mengarah ke atas melambangkan Yesus Kristus yang membawa seluruh manusia kepada keselamatan di Surga. Hiasan-hiasannya yang indah melambangkan Yesus Kristus yang indah tak terkira, dan Ia yang penuh dengan buah-buah baik yang melimpah.

Pohon Kehidupan, yaitu Yesus Kristus, adalah pohon yang subur dan kaya akan buah. Puji-pujian ini mengajarkan bahwa barangsiapa memakan buah Pohon Kehidupan maka akan hidup selama-lamanya. Apakah “buah-buah” dari Pohon Kehidupan? Sakramen-Sakramen Suci terutamanya adalah Ekaristi; Roh Kudus; Gereja; kekudusan; keselamatan; persatuan dengan Allah, lebur dan bersatu dengan Allah yaitu Theosis. Semua itu keluar melalui Yesus Kristus Pohon Kehidupan dan memberi hidup bagi semua yang mau dan datang untuk memetiknya. Suatu gambaran tentang darah dan air yang keluar dari lambung Kristus, lambang dari semua hal-hal baik dan kudus.

Lebih dalam lagi, dapat dikatakan bahwa “buah Pohon Kehidupan” adalah Yesus Kristus sendiri. Allah datang karena begitu besar kasih-Nya akan dunia dan seluruh manusia, untuk memberikan diri-Nya sendiri, agar manusia dibawanya dari kejatuhan dosa dan akibat-akibatnya kepada Hidup yaitu Diri-Nya sendiri. Persatuan dengan Allah yang intim, lebur di dalam diri-Nya, sama seperti saat awal ketika manusia masih belum jatuh dalam dosa dan masih bersatu dengan Allah di Surga. Manusia yang berada dalam keadaan fitri, yaitu manusia yang fitrah, manusia yang dalam keadaan awal sebelum kejatuhannya. Maka puji-pujian ini mengajarkan bahwa Yesus Kristus akan datang untuk memulihkan “keserupaan” manusia dengan Sang Pencipta yang dahulu telah hilang karena dosa Adam. Karena hal ini lah, St Athanasius dari Alexandria berkata bahwa, “Allah menjadi manusia, agar manusia menjadi ilahi”, karena dikuduskan Allah dan bersatu erat dengan Allah. Gereja Katolik mengatakan, bahwa “Allah memanggil manusia supaya menjadi anak-anak-Nya dalam Roh Kudus, dan dengan demikian mewarisi kehidupan-Nya yang bahagia. (Katekismus Gereja Katolik No.1). Dan, “Allah yang tidak kelihatan dari kelimpahan cintakasih-Nya menyapa menusia sebagai sahabat-sahabat-Nya dan bergaul dengan mereka untuk mengundang mereka ke dalam persekutuan dengan diri-Nya dan menyambut mereka di dalamnya.” (Dei Verbum 2). Mengambil bagian dalam kehidupan, kekudusan, dan keilahian-Nya, menjadi serupa dengan-Nya. Proses ini akan terus berlangsung selama kehidupan manusia sejak ia dibaptis, memulai pergaulan yang erat dengan Allah di dunia ini dalam persatuan dengan Gereja-Nya, dan setelah manusia itu berpulang. Inilah Theosis. Hal ini akan memuncak pada saat kiamat nanti ketika manusia yang berkenan kepada Allah akan dibangkitkan dan menjadi serupa dengan Dia.



( Penulis : DCS Evangelismos Katolik Timur. Sumber Referensi : www.melkite.org, Kitab Suci LAI LBI Terjemahan Baru, Katekismus Gereja Katolik, Konstitusi Dogmatis “Dei Verbum”, dan berbagai sumber. )






Tidak ada komentar:

Posting Komentar