Gereja
Katolik Timur (yaitu Gereja-Gereja Ritus Timur yang bersatu dengan Paus Roma,
dan bersama dengan Gereja Katolik Romawi membentuk 1 Gereja Katolik) terutama
yang memakai Ritus Bisantin memiliki Tradisi suci menjalankan masa puasa dan
pantang yang berlangsung pada tanggal 1-14 Agustus setiap tahunnya.
Masa puasa dan pantang 2 minggu ini disebut sebagai "Puasa Theotokos" (Theotokos : St Maria Bunda Kristus Allah kita), karena berkaitan dan merupakan masa persiapan menyambut Hari Raya Tertidurnya Theotokos yang jatuh pada tanggal 15 Agustus. Gereja Katolik Barat (Gereja Katolik Romari merayakan peristiwa yang sama dengan sebutan H.R. St Maria Diangkat ke Surga). Masa Puasa Theotokos ini merupakan salah satu dari 4 masa puasa dan pantang dalam Tradisi suci Gereja Katolik Timur. Ke-3 masa puasa dan pantang lainnya adalah : 1) Masa Adven (sebelum H.R. Natal Kelahiran Tuhan); 2) Masa Pra-Paskah (sebelum H.R. Paskah Kebangkitan Tuhan); dan 3) Masa Para Rasul (sebelum Pesta St Petrus dan Paulus pada tanggal 29 Juni).
Masa puasa dan pantang 2 minggu ini disebut sebagai "Puasa Theotokos" (Theotokos : St Maria Bunda Kristus Allah kita), karena berkaitan dan merupakan masa persiapan menyambut Hari Raya Tertidurnya Theotokos yang jatuh pada tanggal 15 Agustus. Gereja Katolik Barat (Gereja Katolik Romari merayakan peristiwa yang sama dengan sebutan H.R. St Maria Diangkat ke Surga). Masa Puasa Theotokos ini merupakan salah satu dari 4 masa puasa dan pantang dalam Tradisi suci Gereja Katolik Timur. Ke-3 masa puasa dan pantang lainnya adalah : 1) Masa Adven (sebelum H.R. Natal Kelahiran Tuhan); 2) Masa Pra-Paskah (sebelum H.R. Paskah Kebangkitan Tuhan); dan 3) Masa Para Rasul (sebelum Pesta St Petrus dan Paulus pada tanggal 29 Juni).
Mengapa Berpuasa dan Berpantang?
Makna
Puasa Theotokos adalah :
1)
Sebagai persiapan menyambut HR Tertidurnya Theotokos. Dalam Tradisi Gereja
Katolik Timur, hari-hari dan saat-saat penting seringkali dipersiapkan dengan
mengadakan puasa dan pantang sebelumnya. Termasuk sebelum menerima Tubuh dan
Darah Kristus dalam komuni kudus. Agar dapat merayakan hari tersebut dengan
layak secara rohani, maka persiapan-persiapan dilakukan, termasuk di antaranya
adalah dengan melakukan puasa dan pantang.
2)
Sebagai partisipasi rohani dalam peristiwa iman yang mendahului Tertidurnya
Theotokos. Sebagaimana pada masa Pra-Paskah, Gereja berpuasa dan berpantang
untuk ikut berduka dan berpartisipasi secara rohani dalam penderitaan dan wafat
Tuhan Yesus Kristus. Maka pada masa Puasa Theotokos, Gereja berpuasa dan
berpantang untuk ikut berduka dan berpartisipasi secara rohani dalam
penderitaan dan wafat St Maria Theotokos Tersuci, Bunda dari Tuhan kita Yesus
Kristus. Sebagaimana kita bersedih dan menahan diri dari makan minum,
kemeriahan, dan kesenangan-kesenangan bilamana orang yang kita kasihi, misalkan
ayah dan ibu kita, tengah menderita mendekati saat terakhir; demikianlah halnya
ketika St Maria Theotokos Tersuci mendekati saat terakhirnya di dunia ini
Gereja berpuasa dan berpantang. Karena St Maria adalah ibu rohani Gereja,
mengingat Gereja adalah mempelai Kristus putra dari St Maria. Ia adalah ibu
kita semua. Namun setelahnya akan tiba saat kesukaan besar, karena St Maria
akan diangkat ke Surga dengan jiwa dan raganya.
3) Sebagai
tanda pertobatan dan pembersihan diri. Puasa dan pantang selalu merupakan tanda
pertobatan dan pembersihan diri dalam sejarah Gereja. Dan tidak ada cara lain
yang lebih baik selain mempersiapkan diri dengan pertobatan dan pembersihan
diri, agar layak merayakan hari besar tersebut. Sesuatu yang penting dan
istimewa sangatlah pantas untuk dipersiapkan dengan lebih istimewa dan
bersungguh-sungguh. Dengan demikian, maka dengan berpuasa dan berpantang,
Gereja mengajar dan mengajak umat manusia seluruhnya untuk selalu bertobat dan
kembali kepada Tuhan. Dan diharapkan bahwa sikap pertobatan ini menjadi suatu
hal yang terus menerus dilakukan setiap hari.
Bagaimana Cara Berpuasa dan
Berpantang?
Tanggal
berpuasa dan berpantang : 1 – 14 Agustus
Sepanjang
hari 24 jam : Gereja menerapkan aturan berpantang mengkonsumsi produk hewani
dan turunannya, seperti misalnya daging, ikan, susu, keju, telur.
Berpuasa
: Tidak makan dan minum apapun selama periode jam tertentu. Ada setidaknya 2
saat berpuasa, yaitu 1) mulai saat menghilangnya bintang di langit yaitu
sekitar jam 6 pagi hingga saat munculnya bintang di langitu yaitu sekitar jam 6
sore, 2) mulai tengah malam yaitu sekitar jam 12 malam hingga jam 12 siang.
Jika
pada masa puasa Theotokos ada Hari Raya lain : Pada tanggal 6 Agustus, Gereja
merayakan H.R. Transfigurasi Tuhan Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya. Maka pada
tanggal tersebut aturan pantang diringankan. Demikian pula pada tanggal 1
Agustus, ketika Gereja merayakan Pesta Prosesi Salib Suci.
Dalam
Gereja Katolik Timur, pantang dan puasa adalah sarana, bukan tujuan. Maka
ketetapan-ketetapan di atas adalah suatu standar maksimum. Dalam
pelaksanaannya, masing-masing eparkia (keuskupan) diperbolehkan memberikan ketetapan sesuai
konteks gereja setempat. Dan masing-masing individu diberikan kebebasan pribadi
untuk menetapkan bagaimana mereka akan menjalankan puasa dan pantang sesuai
dengan kondisi masing-masing pribadi (sehat atau sakit, muda atau tua,
aktivitas harian, dll). Pada umumnya, aturan puasa dan pantang secara ketat
dijalankan di biara-biara dan di komunitas-komunitas kaum rohaniwan. Tidak ada pengurbanan
yang berat jika disertai cinta.
Pada
masa Puasa Theotokos ini pula, Gereja mengajak umat untuk memperdalam hidup
rohani melalui harta kekayaan rohani yang tersedia di dalam perbendaharaan
Gereja :
1)
Mendaraskan doa Paraklisis setiap hari. Doa ini dipanjatkan untuk memohon
penghiburan dan pertolongan di saat kesesakan.
2)
Memperbanyak membaca Kitab Suci dan bacaan-bacaan rohani, menerima
Misterion-Misterion Gereja (Sakramen-Sakramen Gereja), dan melakukan
karya-karya cinta kasih.
Ibadah
dan puasa tidak ada artinya jika tidak disertai sikap hati yang benar yaitu
cinta kepada Allah dan sesama. Namun cinta kepada Allah dan sesama (saja)
menjadi suatu kata-kata dan bayangan yang kosong tak bermakna jika tidak
disertai ibadah dan puasa. Keduanya penting dalam kekristenan.
3)
Jangan lupa mempersembahkan ibadah puasa kita kepada Allah Tritunggal untuk
kemuliaan-Nya; untuk Gereja-Nya yang Katolik di seluruh dunia; untuk umat
Katolik dan seluruh umat Kristiani lainnya dimanapun berada terutama yang
menderita karena iman kepada Kristus; untuk perkembangan iman Kristen Katolik
di seluruh dunia; dan untuk Gereja Katolik Timur di Indonesia dan seluruh
wilayah Asia.
Mari,
kita sambut bersama Puasa Theotokos tahun ini!
(
Sumber tulisan : Dari berbagai tulisan. Artikel ditulis oleh : KSKT)
( Sumber
gambar : gutenberg-e.org )
+
+ +
The
Eastern Catholic Churches (The Eastern Churches united with the Pope of Rome,
and together with the Roman Catholic Church established 1 Catholic Church),
especially those who use the Byzantine Rite have a Sacred Tradition of preserving
fasting and abstinence; which take place on August 1 to 14 every year . This 2-week-period
of fasting and abstinence is referred to as "The Fast of Theotokos"
(Theotokos: St Mary, Mother of Christ our God), because it is the period of
preparation for the Great Feast of the Dormition of the Holy Theotokos which
will be celebrated on August 15. Western Catholic (Roman Catholic Church celebrates
the same event as the Solemnity of the Assumption of the Blessed Virgin Mary). The
fast of Theotokos is one of the four
periods of fasting and abstinence in the Sacred Tradition of the Eastern
Catholic Churches. The 3 other periods of fasting and abstinence are: 1) Advent
(before Christmas The Birthday of Our Lord Jesus Christ), 2) Lent (before
Easter the Resurrection of Our Lord), and 3) The Apostles’ Fast (before the
Feast of St. Peter and Paul on June 29).
Why Fasting and
Abstaining?
The
meaning of the Fast of Theotokos:
1)
In preparation for the Great Feast of the Dormition of the Holy Theotokos. In
the Eastern Catholic tradition, the days and the important moments are often
prepared by holding fasting and abstinence before the event. Including before
receiving the Body and Blood of Christ in Holy Communion. In order to properly
celebrate, the preparations were made, including among them is to do fasting
and abstinence.
2)
As a spiritual participation in the events that preceded the Dormition of the
Theotokos. As in Lent, the Church holds fasting and abstinence to join and to participate
in the spiritual mourning due to the misery and the death of Our Lord Jesus
Christ. Then, the Church holds fasting and abstinence to join and to participate
in the spiritual mourning due to the misery and the death of St. Mary The Most
Holy Theotokos, Mother of our Lord Jesus Christ. It is exactly the same as when
we grieve and refrain from eating and drinking, from excitement, and from pleasures
when our beloved ones, let's say our father and mother, are suffering close to
their last moment; it is so when the St Mary The Most Holy Theotokos is near to
her last moment on earth, the Church fasts and abstain. Because St. Mary is the
spiritual mother of the Church, since the Church is the bride of Christ, the
son of Mary. She is the mother of us all. But after the day of mourning, it
will come the day of great joy, because St. Mary's will be assumed into heaven
with her body and soul.
3)
As a sign of repentance and purification. Fasting and abstinence is always a sign
of repentance and purification in the history of the Church. And there is no
other better way to prepare ourselves than by repentance and self-purification.
So we may be worthy to celebrate the big day. Everything important and special
is worthy to be prepared with something more special and sincere. Thus, it is
by fasting and abstinence, the Church teaches and invites all mankind to always
repent and turn to God. And it is expected that the virtue of repentance is always
to be a daily practice of the the faithful.
How Fasting and
Abstaining?
The
date of fasting and abstinence: August 1 to 14
24-hour
throughout the day: the Church applies the rule of abstinence by not consuming
animal products and its derivatives, such as meat, fish, milk, cheese, eggs.
Fasting:
Not eating and drinking anything during certain hours. There are at least 2 ways
of fasting, which are 1) From disappearance of the stars in the sky at around 6
am until the emergence of stars in the sky at around 6 pm, 2) From midnight at
12 am until 12 noon.
If
at any time of the Fasting of the Theotokos, a feast take place: On August 6,
the Church celebrates the Great Feast of the Transfiguration of Our Lord Jesus Christ.
And on August 1, the Church celebrates the Feast of Procession of the Holy
Cross. On that date the rule of abstinence is alleviated.
In
the Eastern Catholic Churches, abstinence and fasting is one of ways to be taken
in order to get closer to God. It is not a goal. Then the above rule is a
maximum standard. In practice, each eparchy (diocese) is allowed to make its
own rule according to its local context. And each individual is given the
personal freedom to determine how they will hold the fast and abstinence
according to the conditions of each individual (healthy or sick, young or old,
daily activities, etc.). In general, the rules of fasting and abstinence are
strictly carried out in the monasteries and the religious communities. Remember,
there is no heavy sacrifices when it is done with love.
During
this same Fast of Theotokos, the Church invites the faithful to deepen their
spiritual life through the spiritual treasures available in the treasury of the
Church:
1)
Saying the prayer of Paraklisis every day. This prayer is offered to invoke
comfort and relief in times of adversity.
2) Increasing the reading of Scripture and spiritual readings, receiving the Sacred Mysteries of the Church (the Holy Sacraments of the Church), and performing works of charity.
3) Do
not forget to offer our fasting to the Most
Holy Tritinity One God for His
glory; for His Catholic Church throughout
the world; for all Catholics and
other Christians wherever they be,
especially those who are suffering because of the faith of Christ; for the development of the Catholic Christian faith in
the whole world, and for the Eastern Catholic Church in Indonesia
and throughout Asia.
Prayer
and fasting is meaningless if not accompanied by having a right heart that is
love for God and neighbor. But the love of God and neighbor (only) will be just
a shadow of words that are empty and meaningless if not accompanied by prayer
and fasting. Both are important in Christianity.
Come,
let us welcome this year Fasting of Theotokos!
(
Source : From various literatures. Author : KSKT)
( Pic
source : courtesy of gutenberg-e.org )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar