“Ketika
kita hendak mendaki suatu bukit atau hendak menuju puncak-puncak gunung, betapa
besar perjuangan dan penderitaan yang harus kita tanggung karenanya! Demikian
pula halnya ketika kita hendak mendaki menuju Surga! Namun ketika kita
mengingat kembali ganjaran yang telah dijanjikan, segala yang kau tanggung sama
sekali bukanlah apa-apa. Karena yang ditawarkan adalah hidup yang kekal. Hidup
yang kekal akan diberikan kepada mereka yang gigih bertahan bertekun. Tuhan
menjanjikan Kerajaan-Nya sendiri.” ~ oleh St Siprian.
Terpujilah
Yesus Kristus! Sekarang dan selama-lamanya!
Saudara-saudari
terkasih dalam Kristus, kita dipanggil untuk tujuan hidup yang lebih besar dan
lebih mulia, puncak-puncak gunung; yaitu hidup kudus, mencintai Allah dalam
hidup kita dan bersatu dengan-Nya (Ibr 12:14). Yang karena bersatu dengan
Allah, maka kita menyerahkan hidup kita sendiri kepada-Nya, sehingga Allah
menguasai hidup kita, mengubah hidup kita, dan menjadikan kita serupa dengan
diri-Nya sendiri. Sudahkah kita mengetahui dan menyadari tujuan hidup ini?
Dan
tujuan ini bukanlah sesuatu mudah. Karena kita diminta untuk membuka hati kita,
dan mempersilahkan Allah sendiri menguasai hidup kita. Yang artinya adalah kita
pun diminta bertobat, meninggalkan dosa-dosa, menguasai kelemahan dan kecenderungan
kita yang tidak teratur, menselaraskan hidup kita dengan Allah sendiri,
sehingga Allah bebas menguasai dan merubah hidup kita tanpa halangan apapun
(Ibr 12:1). Dan sekali lagi harus diakui bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang
mudah. Di satu sisi diperlukan pengorbanan dan kerjasama dari pihak kita
manusia, namun sekaligus hanya Allah sendiri yang sesungguhnya akan memberi
kekuatan dan memampukan kita untuk melakukan dan menanggung segalanya, jika dan
hanya jika kita mau membuka hati dan mempersilahkan Allah untuk melakukan-Nya.
Sudahkah kita melakukannya?
Namun
hal ini bukan berarti bahwa kita semua harus meninggalkan dunia ini. Memang sungguh
benar bahwa Allah memanggil pula jiwa-jiwa tertentu kepada panggilan hidup yang
lebih khusus, yaitu hidup membiara, meninggalkan hingar binger dunia dan
mengkhususkan diri bagi doa dan pelayanan kepada Allah. Jiwa-jiwa mulia itu menanggapi panggilan Allah
dengan cara yang lebih serius dan bersungguh-sungguh. Namun benar pula bahwa
Allah pun memanggil semua jiwa-jiwa lain untuk hidup di tengah hingar bingar dunia
untuk tujuan hidup yang sama yaitu kekudusan, dengan cara yang sesuai dengan
status dan panggilan hidup masing-masing jiwa tersebut. Yaitu sebagai umat awam,
ibu rumah tangga, kepala keluarga, anak-anak, pekerja, penguasaha, pemegang
kuasa pemerintahan, dan lain sebagainya yang mengharuskan mereka tinggal di tengah
dunia. Jiwa-jiwa tersebut juga di panggil oleh Allah, termasuk Saudara dan
kami.
Dalam
Gereja Katolik Timur (khususnya Ritus Bisantin), kami senantiasa diingatkan
mengenai Theosis, yaitu diri dan hidup yang diilahikan oleh Allah karena Allah
diijinkan menguasai dan mengubah kita yang percaya kepada Yesus Kristus.
Demikian pula Gereja Katolik Romawi senantiasa mengingatkan akan pentingnya
tujuan hidup kudus dan bersatu dengan Allah. Kita semua dipanggil kepada tujuan
ini.
Dan
kita diingatkan akan 2 dimensi dari iman Kristiani kita yaitu : hubungan dengan
Allah, dan hubungan dengan sesama manusia. Keduanya adalah perwujudan dari iman
Kristiani yang tak terpisahkan. Bagaikan 2 sisi mata uang. Maka marilah kita
mulai menempa diri, mulai lebih bersungguh-sungguh lagi perihal hubungan kita
dengan Allah, melalui pertobatan, hidup doa, penerimaan Sakramen-Sakramen
Gereja dan pendalaman hubungan pribadi kita dengan Allah sendiri. Jadikanlah Allah
menjadi hidup kita. Isilah hidup kita dengan Allah. Kita menyertakan dan
memberi tempat bagi Allah dalam hidup kita. Dan buah dari hidup iman kita
kepada Allah adalah cinta kasih kita kepada sesama kita. Karena iman kita
kepada Allah terlihat dari perbuatan-perbuatan kita kepada sesama (Yak 2:17,
18, 22, 24). Iman kita kepada Allah haruslah menjadi dasar dari
perbuatan-perbuatan kasih dan pelayanan kepada sesama, sehingga kita memberikan
suatu nilai lebih kepada hal-hal tersebut. Dengan demikian, kita pun berharap
bahwa bolehlah kiranya kelak Allah memberikan Kerajaan-Nya dan hidup yang kekal
kepada kita. Dan kita pun memasuki Kerajaan Allah dan pesta-Nya yang kekal
dengan berpakaian pengantin yang pantas dan berhiaskan kekudusan; bukan dengan
pakaian yang biasa-biasa saja atau bahkan tidak pantas karena kita tidak pernah
mempersiapkannya dan mengerjakan bagian yang harus kita kerjakan; yaitu hidup
beriman dan hidup sesuai dengan iman kepada Allah, hidup kudus dikuasai Allah,
dan berbuah dalam hidup yang baik kepada sesama.
+ + + + + + +
“What toil we must endure, what fatigue, while
we are attempting to climb hills and the summits of mountains! What, that we
may ascend to heaven! If you consider the promised reward, what you endure is
less. Immortality is given to the one who perseveres; everlasting life is
offered; the Lord promises His Kingdom.” ~ St Siprianus
Reflection
:
Blessed
be to Jesus Christ! Now and forever!
Dear brothers
and sisters in Christ Lord, we all are called for the greater and more glorious
purpose of life, mountain peaks, which is living in holiness, loving God in our
lives and unite with Him (Heb. 12:14). Because of our union with God, we surrender
our lives to Him. So that God may reign over our lives, change our lives, and make
us in likeness to himself. Have we know and realize this real purpose of life?
And this purpose is not something easy to attain. Because this means we are asked to open our hearts, and allow God to reign over our lives. Which means that we are asked to repent, abandon our sins, weaknesses and bad tendencies. And harmonize our life with God, so God may control it freely according to His will and change our lives without any obstacles (Heb. 12:1). And once again it must to be admitted that this is not something easy. On the one hand, the cooperation and sacrifice is required from our part, but on the other hand it is true that God alone will give strength and enables us to do and endure anything, if and only if we open our heart and allow God to do His will. Have we done it?
But this does
not mean that we all should leave our daily life in this world and go to a secluded
place. It is true that God calls certain souls to live a more specific vocation,
the monastic life, to leave this noisy world and to dedicate their lives to
prayer and to serve God alone through a consecrated life. Those precious souls responded
the call of God in a more serious and earnest way. But it's also true that God
calls all other souls to live in the midst of “secular” world for the same
purpose of holiness, in a manner consistent with the status and vocation of
each soul. Namely as lay people, housewives, heads of families, children,
workers, business owners, holders of government power, and so forth that
require them to live in the world. Souls are also at the call of God, including
you and us.
In the Eastern Catholic Church (especially the Byzantine Rite), we are constantly reminded of Theosist, that is life divinized by God because God is allowed to reign over and transform us who believe in Jesus Christ. Similarly, the Roman Catholic Church constantly reminded of the importance of holiness in life and of intimate communion with God. We are all called to this purpose.
And we are reminded of the two dimensions of our Christian faith, namely: the relationship with God, and relationships with fellow human beings. Both manifestations of the Christian faith are inseparable. Like two sides of the coin. So let us begin to arrange ourselves. Let us start to take our relationship with God seriously, through repentance, prayerful life, receiving the sacraments of the Church and deepening our personal relationship with God Himself. Welcome God into our lives. Fill our lives with God. We welcome God to enter and make space for God in our lives. And the fruit of living our faith in God is our love to our neighbors. Because of our faith in God can be seen from our deeds to others (James 2:17, 18, 22, 24). Our faith in God should be the basis of our deeds of love and service to others, so we give a spiritual value to those things. Thus, we also hope that the one day God would give His kingdom and eternal life to us. And we would enter the kingdom of God and His eternal feast with the proper bride garment and adorned with holiness decent, not with the garment that is mediocre or even inappropriate because we do not prepare it in our life and we do not what we must do, which is the faithful life and live by faith in God, live in holiness, and bear fruit in the good life to others.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar