Pada
tanggal 15 Agustus, Gereja Katolik sedunia merayakan 1 peristiwa iman yang
sangat penting, yaitu Tertidurnya St Maria dan Pengangkatannya ke Surga.
Gereja Katolik Timur (khususnya Ritus Bisantin) menyebut hari mulia ini dengan sebutan
“H.R. Tertidurnya Theotokos Tersuci”. “Theotokos” yang berarti “Yang melahirkan
Allah menjadi manusia” adalah gelar yang diberikan kepada Maria, Bunda Yesus
Kristus Firman Allah yang menjadi manusia. Sedangkan Gereja Katolik Romawi
menyebut hari mulia ini dengan sebutan “H.R. St Maria Diangkat ke Surga”.
Mengenai
saat-saat terakhir St Maria di dunia dan pengakatannya ke Surga, berikut adalah
kisah yang salah satunya disampaikan oleh Sayidna Yoseph Raya, Uskup Agung dari
Gereja Katolik Melkit :
Setelah
Tuhan Yesus Kristus terangkat ke Surga, Para Rasul tersebar ke seluruh penjuru
dunia untuk mewartakan Yesus Kristus Sang Kabar Sukacita. Hingga tibalah suatu
saat, St Maria Bunda-Nya yang mulia berdiam di rumah St Yohanes Penulis Injil,
di Yerusalem. Dan beliau menerima rahasia dari Malaekat Gabriel bahwa perjalannya
di dunia akan segera berakhir. Maka pergilah St Maria ke Bukit Zaitun, dan di
sana beliau berdoa kepada Allah, memohon agar diperkenankan melihat Para Rasul
untuk yang terakhir kalinya, karena mereka adalah putra-putra rohaninya
sebagaimana telah diserahkan Kristus kepadanya di kayu salib. Lalu beliau
kembali ke rumahnya untuk mengadakan persiapan. Maka terjadilah bahwa Allah
mengabulkan permohonan St Maria dan mengumpulkan Para Rasul satu per satu ke
hadapannya. Terkecuali satu Murid, yaitu
Thomas, yang saat itu tengah mensyiarkan Kabar Sukacita di India. Ia terlambat
datang dikarenakan jarak yang cukup jauh. Maka St Thomas tidak hadir di sisi
Sang Bunda Terkasih pada saat terakhir itu. Kepada Para Rasul, St Maria
menjelaskan maksud dari pengumpulan mereka di tempat itu. Beliau menghibur dan
membesarkan hati mereka, layaknya seorang Ibu kepada anak-anaknya. St Maria
mengangkat tangannya ke Surga, berdoa, dan lalu memberkati Para Rasul sekalian.
Beliau pun rebah di tempat tidurnya, menyerahkan dirinya kepada Allah, dan
beristirahat dalam Tuhan.
Dan
terjadilah, Para Rasul yang berkumpul saat itu melihat Yesus Kristus turun dari
Surga, dan menerima jiwa Ibunda-Nya di dekapan tangan-Nya. Yesus Kristus pun
bersabdalah, “Ketahuliah bahwasanya Aku mengambil Ibu-Ku terlebih dahulu,
sebagai tanda dan bukti bagi mu sekalian. Barang siapa percaya kepada-Ku dan
mengasihi Aku, akan menerima kemuliaan sebagaimana diterima oleh Bunda-Ku. Ini
adalah bukti dari perkataan-Ku. Aku akan membawa jiwa mereka kelak ke dalam
kemuliaan Surga”. Setelah peristiwa tersebut, Para Rasul membawa tubuh St Maria
dan mengistirahatkannya pada sebuah makam di Lembah Kedron, di dekat Getsemani.
Tiga
hari kemudian, St Thomas pada akhirnya tiba. Betapa sedih hatinya karena tidak
sempat bertemu dengan Bunda Maria untuk terakhir kalinya. Maka ia memohon untuk
melihat tubuh Sang Bunda terakhir kalinya. Maka pergilah St Thomas dan Para
Rasul lainnya ke makam, untuk memenuhi permintaan St Thomas dan sebagaimana
tradisi Yahudi saat itu untuk mengadakan pengurapan rempah-rempah pada hari
ke-3. Namun, pada saat mereka membuka makam tersebut, mereka menemukan bahwa
makam telah kosong. Seketika itu pula terdengarlah paduan suara para malaekat. Dan
makam tersebut dipenuhi dengan harum semerbak bunga yang tiada terkira. Mereka
melihat St Maria terangkat jiwa dan raganya ke Surga, seraya mengatakan, “Bersukacitalah”.
Dikatakan bahwa St Thomas menerima peninggalan dari St Maria berupa kain
pengikat pinggang.
Hari
Raya Tertidurnya Theotokos Tersuci ditetapkan sebagai Hari Raya pada masa
pemerintahan Kaisar Maurisius pada antara tahun 588-602. Semenjak saat itu,
Hari Raya ini dirayakan oleh seluruh Gereja Timur yang menggunakan Ritus Bisantin.
Paus Theodorus I (642-649), yang berasal dari Patriarkat Yerusalem, memperkenalkan
dan membawa Hari Raya ini ke Gereja Barat (Latin Romawi). Paus Pius XII
menyatakan Diangkatnya St Maria ke Surga dengan jiwa dan raganya, sebagai Dogma
Gereja Katolik, melalui Konsitusi Apostolik “Munificentissimus Deus”, pada
tahun 1950.
“Para
malaekat, ketika melihat tertidurnya Sang Perawan Tersuci dan Tak Bernoda,
terkejut dan takjub karena melihat bahwa Sang Perawan diangkat ke Surga
Biarlah
kiranya setiap insan manusia mengangkat obor sukacita, dan biarlah kami
bersukacita dalam roh. Biarlah segala malaekat merayakan hari suci Bunda Allah
ini, dan berseru : “Bersukacitalah, ya Theotokos yang tersuci, termurni dan selalu
perawan” ~ Kidung Hirmos Ode ke-9
( Ditulis
oleh : KSKT. Referensi : www.melkite.net; Bacaan
Harian Katolik Melkit oleh Global Melkite Association Inc; dll)
+ + + + + + +
The Great Feast of The Dormition of the Most Holy Theotokos, and Her Assumption to Heaven
On August 15, the Catholic Church all over the world celebrates
a very important mystery of faith : The Dormition of Our Most Holy Lady,
Theotokos and Ever-Virgin Mary, and Her Assumption to Heaven. Eastern Catholic Churches (especially the Byzantine Rite)
call this glorious day with the name "The Great Feast of The Dormition of the Most Holy Theotokos". "Theotokos" meaning "The birth giver of
God became man" is the title given to Mary, Mother of Jesus Christ the
Word of God made flesh. While the Roman Catholic Church calls this glorious day
with the name "Solemnity of The Assumption of St Mary".
About the last moments of St Mary in the world and her
assumption to Heaven, here is a story that part of them said by Sayedna Joseph
Raya, Archbishop of the Melkite Catholic Church:
After the Lord Jesus Christ ascended to Heaven, the
Apostles spread all over the world to proclaim Jesus Christ who is the Good
News Himself. Until there came a time, St Mary Mother of Christ
stayed in the house of St. John the evangelist, in Jerusalem. And she received a secret from the Archangel Gabriel that
her life in the world will end soon. And she received a secret from the Archangel
Gabriel that her life in the world will end soon. St Mary then went to the Mount of Olives, and there she
prayed to God, begged to be allowed to see the Apostles for the last time,
since they are her spiritual sons as Christ has made her as their mother, when
he hung on the cross. Then she returned to her home to make
preparations. God granted her request, and the Apostles gathered one by one to
her house. With the exception of one apostle, St Thomas, who was preaching
Gospel in India. He was late due to the long distance. So St. Thomas was not present at her side at the Most
Beloved Mother’s last minute. To the
Apostles, St Mary explained the purpose of gathering them in place. She consoled them, like a mother to her children. St Mary raised her hands to heaven, prayed, and
then blessed the Apostles. Then she rested on bed, trusted herself to God, and
reposed in God.
And it came to pass, the Apostles
saw Jesus Christ came down from Heaven, and receive His mother’s soul in His arms. Jesus Christ said, "Know this.
That I took my mother first, as a sign and proof to you all. Whoever believes in me and love me, will receive
the same glory as accepted by my mother. This is proof of my words. I will bring their souls to the
glory of heaven someday." After the miraculous moment, the Apostles brought the body of St Mary and put her in a tomb located in the Valley of Cedron, near Gethsemane.
Three days later, St. Thomas finally came. What a sad heart because he did not get to meet with Our Lady for the last time. So he begged to see the body of Our Lady for the last time. St Thomas and all other Apostles went to the tomb, to fulfill St Thomas' request and to hold the tradition of anointing myrrh on the third day as one of Jewish traditions. However, when they opened the tomb, the found that the tomb was empty. Immediately there was heard a choir of angels. And the tomb was filled with the fragrant of flowers that can not be compared to anything in this world. They saw Our Lady was assumed with her body and soul into heave, saying "Rejoice!". It is said that St Thomas received the girdle as a gift from Our Lady.
The Great Feast of The Dormition of the Most Holy Theotokos set in the reign of Emperor Maurice between year 588-602. Since then, the feast is celebrated by all part of Eastern Church who use the Byzantine Rite. Pope Theodore I (642-649), which originated from the Patriarchate of Jerusalem, introduced and brought the Feast to the Western Church (Roman Latin). Pope Pius XII declared the assumption of St Mary into Heaven with her body and soul, as a dogma of the Catholic Church, through his Apostolic Constitution "Munificentissimus Deus", in 1950.
Hirmos
of the Ninth Ode (tone 4) :
“The
angels, as they looked upon the Dormition of the all-holy and spotless Virgin,
were struck with wonder, seeing how the Virgin went up from earth to heaven.
Let every human being take up a torch, and let us dance in spirit; and let the immaterial spirits celebrate this holy feast of the Mother of God and cry out: "Rejoice, O all-blessed and pure and ever-virgin Theotokos!"
Let every human being take up a torch, and let us dance in spirit; and let the immaterial spirits celebrate this holy feast of the Mother of God and cry out: "Rejoice, O all-blessed and pure and ever-virgin Theotokos!"
(Author : KSKT. Source: www.melkite.net; Melkite Catholic
Daily Readings by Global Melkite Association Inc; etc.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar