Tradisi
dalam Gereja-Gereja Katolik Timur, khususnya yang menggunakan Ritus Bisantin,
menandai masuknya masa Prapaskah dengan Hari Minggu Pengampunan. Hari Senin
keesokan harinya, Gereja-Gereja Katolik Timur telah memasuki masa Pertobatan
Agung, masa Ret-Ret Agung, dengan berpuasa, berpantang, lebih menekuni
Misterion (Sakramen), Kitab Suci, Ibadah dan melatih diri memperbanryak
perbuatan-perbuatan baik sebagai wujud dan buah dari iman Kristiani.
Hari
Minggu Pengampunan tahun 2013 ini (bagi yang menggunakan Kalender Gregorian) dirayakan
pada tanggal 10 Februari 2013, dan Gereja-Gereja Katolik Timur mulai memasuki
masa Prapaskah pada keesokan harinya yaitu hari Senin, 11 Februari 2013.
Hari Minggu Pengampunan merupakan suatu persiapan dan gerbang masuk menuju masa Prapaskah. Masa Puasa dan Pantang selama 40 hari ini sendiri merupakan suatu masa persiapan menuju Hari Raya Paskah, yaitu Hari Raya Kristus Yang Bangkit Mulia. Suatu masa yang berlanjut ke masa berikutnya, lalu berlanjut lagi ke masa selanjutnya lagi dan berpuncak pada Kristus Yang Bangkit. Maka kehidupan rohani umat Kristiani pun diharapkan meneladani masa2 yang terus berlanjut tersebut, yaitu selalu maju dan berkembang, dari tahap yang satu ke tahap relasi selanjutnya yang lebih maju dan mendalam dengan Allah, berpuncak pada persatuan dengan Allah, persatuan dengan Kristus yang bangkit dalam Theosis (pengudusan dimana Allah yang menguasai dan hidup di dalam insan itu, Kristus yang meraja dan hidup di dalam insan itu).
Sudah merupakan suatu Tradisi suci yang dipelihara sangat tua, sejak kurang lebih tahun 300an, bahwa Gereja-Gereja Katolik Timur mengawali masa Prapaskah dengan Hari Minggu Pengampunan.
Mengapa demikian? Apakah maknanya mengawali Masa Prapaskah dengan Hari Minggu Pengampunan?
Makna Pertama : Mengingat Belas Kasih Allah Yang Tiada Terkira
Sifat
Allah yang paling utama adalah Belas Kasih dan kebaikan-Nya yang tak terkira.
Jauh melampaui segala yang dapat dipikirkan dan diukur manusia. Karena
Kasih-Nya maka segalanya ada, segalanya dipelihara dengan baik, dan
diselamatkan, dimuliakan dan diagungkan. Belas Kasih-Nya lah yang mendorong
Allah melakukan segala sesuatu. Sungguh benar Allah adalah Hakim Yang Maha
Adil, namun sekaligus Allah adalah Sang Pengasih dan Penyayang. Maka Allah
tidak akan dapat dimengerti perihal belas kasih dan kebaikannya. Sifat dan
misteri inilah yang ingin diingat oleh Gereja-Gereja Katolik Timur pada Hari
Minggu Pengampunan. Manusia diajak untuk memandang kebaikan Allah.
Bagi yang hidup dalam dosa, diajak untuk melihat bahwa Allah itu tiada terkira belas kasih-Nya, maka mereka diajak untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Manusia dipanggil seperti anak yang hilang untuk kembali kepada Bapa, kembali kepada Allah (Injil Lukas 15). Karena Allah sama seperti Bapa yang selalu mengampuni dan menerima manusia kembali kepada-Nya. Kerahiman Allah lah yang membuat manusia mampu dan berani untuk bertobat, bukan karena kemampuannya sendiri.
Bagi yang sudah memulai hidup dalam pertobatan, diajak untuk terus bertobat dan terus bertumbuh di dalam Tuhan. Karena memang proses ini akan terus berlanjut, dan mencapai puncaknya kelak pada saat Parousia (kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya), dimana manusia yang berkenan di mata Allah akan dimuliakan dengan cara yang belum terpikirkan saat ini.
Makna Kedua : Saling mengampuni dan berdamai satu dengan yang lain
Tuhan
Yesus Kristus bersabda, “Jika engkau mempersembahkan persembahanmu di
atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu
terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah
berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan
persembahanmu itu.” (Injil Matius 5:23-24, @ LAI 1994)
Dan “jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang
sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga
mengampuni kesalahan-kesalahanmu. Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka
Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.”
(Injil Markus 11: 25-26).
Bermaaf-maafan untuk Mengawali Puasa dan Pantang
Prapaskah
Maka
tidak ada cara yang lebih baik untuk mempersiapkan diri memasuki masa
pertobatan selain saling bermaaf2an dan berdamai satu dengan yang lain. Puasa,
pantang dan pertobatan adalah Ibadah dan persembahan yang kita angkat kepada
Allah. Untuk itu perlulah kita berada dalam keadaan bersih dan pantas, siap
untuk beribadah. Kita mengharapkan bahwa Allah berbelas kasih kepada kita,
mengampuni kesalahan kita, dan tidak mengingat-ingat lagi. Maka kita pun
diminta untuk berbuat hal yang sama kepada sesama kita. Maka setelah berdamai
dengan sesama kita, pantaslah kita beribadah dan berdamai dengan Allah.
Tradisi bermaaf-maafan sebelum dimulainya masa puasa, pantang dan pertobatan Prapaskah telah dilakukan sejak lama. Sekitar tahun 300an. Jauh lebih awal dari tahun 600an ataupun tahun 1000an. Sehingga Tradisi ini adalah Tradisi otentik yang memang telah lama dimiliki oleh Gereja-Gereja Timur.
Maka
pada kesempatan ini, marilah kita saling mengampuni satu dengan yang lain, dan
bersiap memasuki masa Prapaskah.
Selamat
Shaum Al Kabir
Selamat
Berpantang dan Berpuasa Pra Paskah
(
Penulis : DCS Evangelismos Katolik Timur. Referensi : Berbagai sumber Katolik
Timur. Sumber foto : “Forgive Us As We Forgive” courtesy of
salfordliturgy.org.uk; “Bermaaf-maafan untuk Mengawali Puasa dan Pantang
Prapaskah” courtesy of pemptousia.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar