Hidup pernikahan, di dalam Gereja Katolik, bukan semata-mata
hanya merupakan suatu proses atau jenjang yang dilakukan dan dilalui tanpa
makna. Pernikahan merupakan suatu hal yang sangat penting dan bernilai ibadah kepada
Allah. Selain itu pula pernikahan merupakan sarana dari Allah sendiri untuk
melimpahkan berkat dan memberikan keselamatan dan berdaya mengkuduskan pasangan
yang memasuki hidup pernikahan itu. Maka, pernikahan dipandang sebagai suatu
sakramen dan diawali dengan sakramen.
Sangat lah penting bagi pasangan seorang pria dan seorang
wanita, untuk mengetahui dan mengerti 3 tujuan pernikahan Kristiani, sebelum
menentukan untuk memasuki bahtera hidup bersama sebagai sepasang suami istri.
Berikut ini adalah 3 tujuan pernikahan Kristiani, sebagaimana
diutarakan di dalam buku berjudul “Inisiasi Kristiani” terbitan Eparki
(Keuskupan) Katolik Yunani Ukraina Edmonton Kanada, tahun 2012. Diterbitkan
dengan berkat dari YM Bapa Uskup David Motiuk. Sebagai catatan, bahwa
sebenarnya buku ini menguraikan secara menyeluruh perihal hal-hal yang penting
untuk diketahui mengenai pembaptisan seorang anak menjadi warga Kerajaan Allah,
yaitu menjadi seorang Kristiani Katolik. Namun tentu, ketika membahas mengenai
seorang anak, perlulah juga membahas mengenai kedua orang tua. Yaitu dimulai
dari jenjang pernikahan. Buku ini memberikan penjelasan dalam bentuk poin-poin.
Dan masing-masing poin dapat saja membahas hal-hal yang berbeda. Evangelismos
Katolik Timur membantu memilihkan poin-poin yang berkaitan langsung dengan tema
tulisan, sehingga diharapkan memudahkan pembaca untuk mengerti. Selain itu
pula, diberikan penjelasan singkat mengenai poin-poin di tulisan tersebut agar
pembaca dapat lebih mendalami maksud dari poin-poin tersebut.
“9. Setiap pernikahan Kristiani bertujuan untuk memenuhi panggilan
yang sangat penting dan sakral: yaitu menjadi gambar (atau ikon) dari Allah
sendiri dan Kehidupan dari Tritunggal Mahakudus. Panggilan ini terpenuhi ketika sebagai suatu keluarga, pasangan
dan anak-anak mereka berusaha untuk
menjadi komunitas dari orang-orang yang saling memberi diri; hidup bersama dalam damai, harmoni, kesatuan,
saling menghormati dan cinta tanpa pamrih antara satu sama
lain.”
Penjelasan : Tujuan pertama ini adalah kepada dunia, kepada
masyarakat. Pernikahan dan keluarga Kristiani diharapkan menjadi cerminan dari
Tritunggal Mahakudus 1 Allah. Dalam Tritunggal Mahakudus, terdapat cinta dan
kesatuan yang sempurna antara 3 Pribadi Ilahi di dalamnya yaitu Bapa, Putra dan
Roh Kudus. Di dalam Allah Tritunggal Mahakudus, terdapatlah kedamaian, harmoni,
kesatuan dan cinta yang sempurna antara 1 Pribadi Ilahi dengan Pribadi-Pribadi
Ilahi lainnya. Maka kiranya pernikahan dan keluarga Kristiani meneladan hal
ini, menjalankannya dalam hidup berkeluarga, sehingga menjadi “cermin” atau
“ikon” yang mampu menunjukkan hal yang ilahi ini kepada masyarakat dan dunia.
Dan karena manusia pada hakekatnya tidak mampu melakukan ini dengan kekuatannya
sendiri, maka diperlukanlah berkat dari sang teladan itu sendiri yaitu dari
Allah Tritunggal Mahakudus. Sehingga dalam hal ini Allah Tritunggal Mahakudus
menjadi teladan dan sekaligus menjadi sumber bagi pernikahan Kristiani.
“10. Tujuan kedua setiap pernikahan Kristiani adalah untuk bekerja sama dengan Tuhan dalam pekerjaan-Nya: yaitu memberikan kehidupan baru ke dunia ini; dan untuk membesarkan putra dan putri baru bagi Kerajaan Allah. Ini adalah tugas yang mulia dan sakral.”
Penjelasan : Tujuan kedua ini adalah kepada Allah sendiri.
Tujuan ini seringkali tidak disadari. Namun sangat penting. Dengan pernikahan,
dan daripadanya hadirlah jiwa-jiwa baru, maka sesungguhnya pasangan suami istri
Kristiani memberikan jiwa-jiwa baru untuk mencintai Allah dan berbakti
kepada-Nya. Dalam tugas ini terdapat tanggung jawab yang besar, yaitu tanggung
jawab atas jiwa-jiwa yang dipercayakan oleh Allah kepada pasangan suami istri
sebagai orang tua. Maka orang tua bertanggung jawab membimbing anak-anaknya
agar mereka mencintai Allah dalam kehidupan mereka. Membawa mereka kepada
Allah. Dan membawa Allah kepada mereka. Di dalam tugas ini pula terdapat
kemuliaan dan kehormatan yang besar. Karena berarti Allah memberikan
kepercayaan dan kesempatan kepada kedua pasangan Kristiani sebagai orang tua.
“11. Tujuan ketiga dalam pernikahan Kristiani adalah menjadi sahabat seperjalanan di jalan kehidupan rohani dan membantu satu sama lain untuk mencapai hidup yang kekal kelak dalam Kerajaan Allah. (disampaikan oleh St Yohanes Krisostomus).”
Penjelasan : Tujuan ketiga ini adalah kepada pasangan
masing-masing. Seorang suami kepada istrinya. Dan seorang istri kepada
suaminya. Kehidupan pernikahan dan berkeluarga pada hakekatnya adalah hidup
persekutuan, yaitu 2 orang yang berbeda yang berkomitmen hidup bersama, saling
memberi dan melengkapi satu sama lain, saling menerima, dan bersedia menjalani
hidup bersama, entah dalam suka maupun dalam duka. Sehingga sebenarnya
merupakan suatu kumpulan 2 orang yang percaya kepada Allah. Dengan kata lain,
keluarga adalah gereja kecil. Suami dan istri diharapkan saling meneguhkan
dalam kehidupan rohani antara satu sama lain. Saling mendoakan. Dan bukan itu
saja. Melainkan juga saling mengingatkan satu sama lain agar pasangan memiliki
hidup rohani yang semakin mendalam dan semakin maju dalam cinta kepada Allah.
Pernikahan sungguh menjadi sarana keselamatan dari Allah sendiri.
“12. Untuk memenuhi tiga panggilan, berkat Allah sangat lah penting. Hal ini memerlukan hati yang terbuka, doa harian, hubungan pribadi dengan Kristus, ketaatan pada Sabda Allah, bimbingan dan dukungan dari Gereja, dan kepercayaan akan campur tangan penyelenggaraan Allah.”
Penjelasan : Semua buku dan ahli terpanda dapat menyampaikan
hal-hal yang indah dan sempurna mengenai pernikahan. Namun dalam kehidupan
nyata, banyak hal membuat hal-hal tersebut serta 3 tujuan pernikahan Kristiani
menjadi sulit untuk diwujud nyatakan. Selalu ada situasi naik dan turun dalam
kehidupan pernikahan. Maka di atas segalanya, diperlukanlah karunia dan kuasa
dari Allah sendiri. Tentu agar Allah dapat berperan dalam hidup kita, dari sisi
kita sendiri diperlukan terbuka, doa harian, hubungan pribadi
dengan Kristus, ketaatan pada
Sabda
Allah, bimbingan dan dukungan dari Gereja,
dan kepercayaan akan campur tangan penyelenggaraan Allah.
Doa Untuk Kekudusan dalam
Pernikahan
(Ritus Bisantin, Gereja Katolik Yunani Ukraina) :
"Ya Allah Pengasih dan Penyayang, kami mohon agar kiranya Engkau selalu berkenan untuk mengingatkan bahwa pernikahan kami adalah kudus. Dan kiranya kami selalu menjaganya tetap kudus.
"Ya Allah Pengasih dan Penyayang, kami mohon agar kiranya Engkau selalu berkenan untuk mengingatkan bahwa pernikahan kami adalah kudus. Dan kiranya kami selalu menjaganya tetap kudus.
Karuniakanlah kepada kami berkat-Mu, agar
kiranya kami dapat terus saling setia dan mengasihi satu sama lain. Tambahkanlah di dalam
diri kami, semangat saling mengerti dan percaya satu sama lain, pengampunan dan
damai sejahtera. Sehingga tidak sekalipun terjadi kebencian, pertengkaran atau
pun perselisihan terjadi di antara
kami. Karuniakanlah
kepada kami kemampuan untuk melihat kesalahan diri kami sendiri, dan untuk
tidak saling mempersalahkan dan menghakimi satu sama lain.
Jagalah agar ikatan
kasih kami selalu baru. Gembirakanlah hidup kami dengan sukacita, sehingga dengan satu hati kami dapat memuji-Mu. Sehingga
pada akhirnya nanti, dengan kerahiman-Mu, kami layak bagi hidup
yang kekal.
Karena Engkaulah
kekudusan kami. Dan kepada-Mu kami sampaikan kemuliaan : kepada
(+) Bapa, Putra dan Roh Kudus, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin."
Jika
hendak mendoakan doa ini menurut tata ibadah Ritus Bisantin, saudara dapat
melihat tata ibadah tersebut DI SINI.
+ + +
+ + + +
Taken
from “Christian Initiation”, issued by Eparchy of Edmonton, Ukrainian Greek
Catholic Church, 2012, with the blessing of Most Rev. David Motiuk.
About
Christian Marriage and Its 3 Sacred Vocations
9
Every
Christian marriage is called to fulfil a very important and sacred vocation: to
be an image (or icon) of God Himself and the very Life of the Most Holy
Trinity. This vocation is fulfilled when spouses (and their children) as a
family, strive to be a community of self-giving persons, living together in
peace, harmony, unity, mutual respect and selfless love for one another.
10
The
second vocation of every Christian marriage is to cooperate with God in His
work: to bring forth new life into this world; and to raise new sons and
daughters for the kingdom of God. This is a grandiose and sacred role.
11
The
third vocation of spouses in Christian marriage is to be fellow travellers on
the road of spiritual life and to help one another reaching eternal life in the
kingdom of God (St John Chrysostom).
12
To
fulfil these three vocations, God’s grace is essential. This requires and open
heart, daily prayer, a personal relationship with Christ, obedience to the word
of God, the guidance and support of the Church, and trust in God’s Providence.
Prayer For Holiness in Marriage
“O merciful God, we beseech You ever
to remind us that marriage is holy, and that we must keep it so. Grant us Your
Grace, that we may continue in faithfulness and love. Increase in us the spirit
of mutual understanding and trust, forgiveness and peace; that no resentment,
quarrel or strife may come between us. Grant us to see our own faults and not
to judge one another. Keep our bond of love always new. Gladden our lives with
joy, so that with one heart we may praise You. Finally, by Your mercy, count us
worthy of everlasting life, for You are our sanctification and we give glory to
You, Father, Son and Holy Spirit, now and forever and ever. Amen.”
(
Ditulis oleh : DCS Evangelismos Katolik Timur. Diterjemahkan oleh : DCS Evangelismos
Katolik Timur. Referensi : Eparchy of Edmonton, Ukrainian Greek Catholic
Church, Christian Initiation, Canada
: 2012. Sumber gambar : http://www.bridetobewaystosave.com/. Gambar digunakan
untuk keperluan syiar dan non komersial. Kami mengucapkan terima kasih kepada
pemilik hak cipta dan hak guna.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar