Catholic News Service – CNS dan Zenit (29/05/2012)
mengabarkan dari Vatikan bahwa YM Bapa Suci Benediktus XVI bersama-sama dengan
komunitas internasional mengutuk keras kejadian pembantaian terakhir di Suriah
yang memakan korban hingga 108 jiwa dari kelompok Kristen dan kebanyakan Muslim,
termasuk wanita dan anak-anak. Pembantaian ini terjadi pada tanggal 25-26 Mei
di kota Houla dimana pelakunya diduga kuat adalah pasuka pro pemerintah.
Pada tanggal 27 Mei, Sekretaris Dewan Keamaan
PBB mengeluarkan pernyataan mengutuk keras kejadian ini. Pada tanggal 28 Mei,
Bapa Frederico Lambardi SJ, juru bicara Vatikan menyampaikan kecaman keras
Vatikan dan seluruh komunitas Katolik terhadap kejadian tersebut. Dalam
kesempatan tersebut pula, Bapa Frederico menyampaikan pesan Bapa Suci kepada
seluruh pihak dan seluruh komunitas internasional untuk berusaha sekuat tenaga
menyelesaikan masalah yang terjadi di Suriah.
PBB hingga saat ini masih menghadapi kendala
untuk secara nyata masuk mengamankan Suriah dikarenakan intervensi veto dari
Rusia dan Cina, dimana kedua Negara tersebut tidak menyetujuinya. Namun setelah
kejadian pembantaian terakhir, Cina telah turut menyampaikan kecamannya.
Australia bereaksi dengan mengusir diplomat Suriah untuk memberikan suatu
teguran keras.
Pada beberapa minggu yang lalu, seorang imam
dari Gereja Ortodoks Antiokhia telah menjadi martir ketika beliau bertugas
sebagai seorang tenaga medis yang memberikan perawatan kepada korban-korban
pertikaian. Selain itu pula, pada 11 Mei, seorang imam dari Gereja Katolik
Melkit di Qara wilayah tenggara Damaskus, dikabarkan telah menderita luka-luka
serius setelah beliau diserang di kediamannya dan bertahan mempertahankan
gereja.
Suriah merupakan salah satu pusat kekristenan
purba, dimana di sana terdapat kota-kota yang memiliki populasi Kristen cukup
banyak, seperti Damaskus, Aleppo, dan Maaloula. Kelompok-kelompok Kristen
seperti Katolik Maronit, Katolik Siria, Katolik Melkit, Ortodoks Antiokhia (Yunani
Kalsedonia, YM Ignatius Hazim), dan Ortodoks Antiokhia (Siria Non Kalsedonia,
YM Mar Ignatius Zakka I Iwas) memiliki pemeluk cukup banyak di sana. Segera
setelah konflik Suriah pecah pada awal tahun 2011, Gereja Katolik telah
bergerak cepat melalui Konferensi Waligereja di Suriah untuk seluruh Ritus
Katolik, “Assembly of Catholic Hierarchs of Syria”, yang saat ini diketuai oleh
Patriark Katolik Melkit YM Gregorios III Laham, telah bekerja sama dengan
kelompok-kelompok dari Gereja-Gereja lain (Gereja-Gereja Ortodoks) untuk
membentuk karya kemanusiaan bersama demi membantu korban-korban, siapa saja
yang membutuhkan, tanpa melihat latar belakang agama maupun politik.
PBB memperkirakan bahwa pertikaian dalam
usaha untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Bashir Al-Assad telah memakan
korban sipil sekitar 9,000 jiwa semenjak meletus pada Maret 2011 hingga saat
ini.
( Sumber : disarikan dari http://www.catholicnews.com/data/stories/cns/1202202.htm; http://www.zenit.org/article-34855?l=english
dan dari berbagai sumber berita )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar