Bangsa
Kievan-Rus adalah suatu bangsa besar yang hidup di dataran Eropa Timur (Slavia)
pada kisaran bentang waktu tahun 882-1283. Kievan-Rus merupakan cikal bakal
bagi lahirnya 3 bangsa besar Eropa Timur yaitu Ukraina, Rusia, dan Belarusia. Wilayahnya
terbentang luas mulai dari Lautan Baltik di sebelah utara hingga Laut Hitam di
selatan. Tradisi kekristenan yang dipegang teguh di sana adalah tradisi
Bisantin, peninggalan dari Kerajaan Romawi Timur yang sempat berpusat di
Konstantinopel, sebelum kejatuhannya pada tahun 1200an.
Saat
ini bangsa-bangsa tersebut menjadi tiang kokoh kekristenan timur, dengan
tradisi Bisantin nya yang meresap ke budaya hingga ke seluruh bidang kehidupan
bangsa-bangsa tersebut. Ketika pada tahun 1917an hingga 1980an, kekejaman
komunisme mencengkeram Eropa Timur, dan memusuhi agama, terutamanya memusuhi
kekristenan dengan berniat menguasai Gereja-Gereja dan menghancurkan secara
sistematis dan cepat kekristenan, bangsa-bangsa Eropa Timur berhasil bertahan
melewati masa-masa kelam tersebut dikarenakan kekristenan timur saat itu
benar-benar telah mendarah daging. Sehingga setelah keruntuhan komunisme di
wilayah Eropa Timur, secara dahsyat Gereja-Gereja Timur yang berada di bawah
penderitaan tiba-tiba saja bangkit dengan kekuatan yang luar biasa. Hanya dalam
jangka waktu 30 tahun setelah keruntuhan komunisme, kekristenan timur dari
Eropa Timur telah berdiri kembali menjadi kekuatan kekristenan yang begitu
kuatnya dan berkembang ke berbagai penjuru dunia dengan begitu luar biasanya.
Karya
syiar dan dakwah Kristiani pada bangsa Kievan-Rus dimulai sejak jaman rasuliah, yaitu oleh St
Andreas Rasul. Segera setelah peristiwa Pentakosta (Turunnya Roh Kudus), ia
melakukan perjalanan pekabaran Injil hingga ke wilayah Laut Hitam, dan juga ke
sekitar Sungai Dieper. Di tepi sungai itu, beberapa abad kemudian, yaitu abad
ke-5 berdirilah kota Kiev, cikal bakal bangsa Kievan-Rus.
St
Sirilus dan Methodius
Sekitar
tahun 863, Patriarkat Konstantinopel mengirimkan 2 misionaris bersaudara, yaitu
St Sirilus dan Metodius untuk pekabaran Injil. Mereka dikirimkan karena keahlian
mereka dalam bahasa Slavonik. Saat itu, bangsa Kievan-Rus merupakan bagian dari
rumpun wilayah yang lebih besar, yaitu wilayah Slavia. Masyarakat Slavia tidak
memiliki aksara tulis, mereka hanya mengenal bahasa lisan saat itu. Maka sang
dua bersaudara mengembangkan aksara tulis Sirilik yang kemudian dipakai oleh
seluruh masyarakat wilayah Slavia. St Sirilus dan Metodius lalu menterjemahkan
Kitab Suci ke dalam bahasa Sirilik sehingga mudah dimengerti dan diterima oleh
wilayah Slavia, termasuk pula bangsa Kievan-Rus. Atas jasa kedua orang kudus
ini, syiar Kristiani mulai diterima. Dan berkat jasa mereka lah, hukum sipil
tertulis yang pertama lahir.
Pada
sekitar tahun 944, telah terbentuk komunitas-komunitas Kristiani di wilayah
Slavia. Meskipun kecil. Dan mereka tinggal hidup di tengah masyarakat luas yang
saat itu masih percaya pada dewa-dewi kafir, seperti misalnya Perun dan Veles.
Kekristenan
mulai diterima di kalangan kerajaan pada tahun 945, dimana St Olga, Ratu
Kievan-Rus mengunjungi Konstantinopel dan memberikan diri dibaptis di sana.
Pada saat itu, di kalangan kerajaan, ada sebagian yang menerima kekristenan,
dan sebagian lagi masih bertahan mempercayai dewa-dewi kafir. St Olga melakukan
segala upaya untuk melindungi dan mengembangkan karya kekristenan di wilayah
Slavia, khususnya bangsa Kievan-Rus.
St
Vladimir Agung
Pada
tahun 980-1015, berkuasalah seorang raja bernama St Vladimir Agung. Saat itu,
bangsa Kievan-Rus masih mempercayai berbagai macam penyembahan berhala-berhala
pagan. Bahkan dikisahkan saat itu, Perun sang dewa kafir Slavia telah
ditetapkan sebagai sesembahan tertinggi dalam kalangan kerajaan. Dewa itu
dihormati di kuil kerajaan dan bahkan pengorbanan manusia telah dilakukan
karena dewa itu.
Namun
tibalah suatu saat di tahun 988, St Vladimir Agung menetapkan bahwa ia dan seluruh bangsanya
Kyievan-Rus akan meninggalkan kepercayaan penyembahan berhala-berhala dan
hendak menerima suatu keyakinan baru, yaitu keyakinan kepada Tuhan yang Esa.
Maka dikirimkannyalah sekelompok utusan ke berbagai penjuru Eropa untuk mencari
suatu bentuk keyakinan yang akan diterima seluruh bangsa Kyievan-Rus. Kelompok
utusan itu pergi melihat keyahudian, lalu ke suatu agama lain di selatan Eropa
dan Arab, dan juga ke Roma. Setelah semuanya itu, tibalah mereka ke
Konstantinopel yang saat itu menjadi pusat kekristenan bertradisi Bisantin. Sekembalinya
kelompok utusan tersebut ke St Vladimir Agung, mereka mengkisahkan bahwa mereka
begitu takjubnya dengan apa yang dilihat dan dialami mereka di Konstantinopel.
Ketika menghadiri Liturgi Ilahi Bisantin di Gereja Agung Hagia Sophia
(Keagungan Kudus), mereka begitu takjub saat itu hingga mereka tidak dapat
membedakan apakah mereka masih berada di dunia ataukah telah berada di surga,
tidak ada kata apapun untuk menyampaikan keindahan yang dilihatnya. Maka
terjadilah, pada tahun 988, St Vladimir Agung memberikan diri dibaptis. Dan
setelahnya, seluruh bangsa Kievan-Rus memberikan diri dibaptis di sungai
Dnieper Kiev. Dikisahkan bahwa patung-patung dewa-dewi kafir dilenyapkan.
(
Penulis : DCS Evangelismos Katolik Timur. Referensi : berbagai sumber sejarah
Kievan-Rus. Sumber gambar : “St Sirilus dan Methodius” oleh liturgies.net; “St
Vladimir Agung” oleh symeon-anthony.info )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar