Tradisi
Gereja-Gereja Timur yang menggunakan Ritus Bisantin (termasuk pula sebagian
dari 22 Gereja-Gereja Katolik Timur, seperti misalnya adalah Gereja Katolik Melkit dan Gereja Katolik Yunani Ukraina; begitu pula dengan Gereja-Gereja
Ortodoks Timur) merayakan tanggal 15 Agustus sebagai H.R. Tertidurnya St Maria
Bunda Allah.
Sedangkan
Gereja Katolik Romawi merayakannya dengan sebutan H.R. St Maria Diangkat Ke
Surga. Gereja-Gereja Katolik Timur menerima dalam iman bahwa setelah
tertidurnya St Maria di dunia, ia diangkat ke surga dan dimuliakan di surga. St
Maria adalah contoh/bukti pertama dari pemenuhan janji Yesus Kristus bahwa “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang
hidup dan yang percaya kepadaku, tidak akan mati selama-lamanya” (Yoh
11:25-26).
Walau
tidak pernah secara eksplisit disebutkan di dalam Kitab Suci bahwa St Maria
meninggal, lalu diangkat ke surga dan dimuliakan; namun peristiwa ini sudah
mulai diperingati oleh umat beriman sejak tahun 400an.
Pada
bagian paling atas tulisan ini, dapat ditemukan sebuah gambaran tertidurnya St
Maria Bunda Allah dan pemahkotaannya (pemuliaannya) di surga, yang terdapat di
altar utama Basilika St Maria Maggiore di Roma.
Pada
bagian paling bawah tulisan ini, dapat ditemukan altar Maria di Katedral Jakarta
yang menggambarkan peristiwa tertidurnya St Maria (di bawah tabernakel);
pengangkatannya ke surga (sebelah kiri tabernakel); dan pemahkotaannya
(pemuliaannya) di surga (sebelah kanan tabernakel).
Berikut
ini adalah sebuah pengajaran mengenai H.R. Tertidurnya St Maria Bunda Allah oleh
seorang imam dari Gereja Katolik Yunani Ukraina (UGCC), yang merupakan salah
satu dari 22 Gereja-Gereja Katolik Timur. Gereja Katolik sedunia terdiri dari
himpunan 22 Gereja Katolik Timur dan 1 Gereja Katolik Romawi yang seluruhnya
bersatu dengan Paus Roma. Pengajaran ini disampaikan di sebuah film yang diupload
di Youtube oleh Eparki (yaitu Keuskupan) St Josaphat, Parma Ohio di Amerika
Serikat. Agar membantu pesan tersebut dipahami, maka pesan telah diterjemahkan
ke bahasa Indonesia untuk keperluan syiar.
Dengan
merayakan Hari Raya Tertidurnya St Maria Bunda Allah pada tanggal 15 Agustus,
maka berarti kita telah mendekati berakhirnya masa kalender liturgi gereja
Ritus Bisantin. Hari Raya pertama dalam
kalender liturgi Ritus Bisantin adalah H.R. Kelahiran St Maria Bunda Allah yang
dirayakan pada tanggal 8 September. Karena inkarnasi Yesus Kristus menjadi manusia
terjadi berkat perkataan “Ya” yang diucapkan oleh Maria. (Maka kehadiran Maria
merupakan awal dari dimulainya karya keselamatan oleh Allah). Dan sepanjang
tahun liturgi, kita berbicara mengenai Maria. Kini, Gereja berbicara mengenai
tertidurnya St Maria.
Jika
kita memperhatikan ikon dari Tertidurnya St Maria Bunda Allah, maka kita dapat
melihat arti penting peristiwa ini. St Maria Bunda Allah diperlihatkan
terbaring dengan dikelilingi oleh para Rasul. Sedangkan Kristus diperlihatkan
pada posisi yang lebih tinggi, tengah membopong sesosok bayi yang diselubungi
kain lenan, dan membawa sosok bayi itu kepada kemuliaan surga. Sosok bayi dalam
ikon tersebut tidak lain adalah St Maria Bunda Allah (yang disimbolkan dengan
sosok bayi untuk menggambarkan kesucian, kemurnian dan ketergantungan sepernuhnya
kepada Allah; lahir baru dalam Kerajaan Allah di surga) yang dibawa oleh
Putra-nya sendiri kedalam Kerajaan Surga.
Tradisi
Kristen Bisantin kita berbicara mengenai St Maria Bunda Allah dengan cara yang
indah dikarenakan begitu pentingnya St Maria dalam misteri iman Kristen. Dia
disebut sebagai “Sumber Kehidupan” karena di dalam dirinya lah “Sang Kehidupan
Dunia” (yaitu Yesus Kristus) menjadi manusia. Akibat dari dosa adalah kematian,
tubuh yang membusuk, sakit penyakit, dan penderitaan. Namun Tuhan, “Kehidupan Kita
Yang Sejati”, berkenan tinggal di dalam rahim Maria, maka tidak ada dosa dan
kebinasaan di dalam dia. Ketika Yesus Kristus bangkit dari kematian, makam
tidak mampu menahan Dia karena dosa tidak ada pada-Nya. Gereja mengatakan hal
yang serupa (namun tidak sama) mengenai St Maria, karena dia menerima Tuhan di
dalam dirinya. Gereja mengangkat pujian : “Kemuliaanmu
penuh keharuman. Bersinar dengan rahmat dalam cahaya ilahi.”
Kita
semua yang telah mati bersama dengan Kristus kelak (di akhir jaman) akan
mengalami pembalikan yang sama. Kita dijanjikan untuk dikaruniai kehidupan
kekal di dalam Kerajaan Surga, sama dengan yang telah dialami oleh St Maria
Bunda Allah. Dengan kata lain, Hari Raya ini memperingati bukti pertama puncak dari misteri ini (yaitu kebangkitan dan kehidupan
kekal umat manusia sebagaimana dijanjikan oleh Kristus). Gereja selalu
mengerti benar bahwa tertidurnya St Maria, serta terangkatnya tubuh dan jiwanya
ke surga, meneguhkan bahwa kita akan dibangkitkan dan dimuliakan kembali kepada
kehidupan.
St
Maria merupakan semacam ikon (gambaran) tentang karya keselamatan yang
dilakukan Allah. Maka Gereja pun mengangkat puji-pujian : “Hari ini surga telah terbuka bagi Maria yang telah melahirkan Dia Yang
Tidak Dapat Ditampung Oleh Apapun Juga”. St Maria Bunda Allah adalah juga
ibu kita semua. Dan dia adalah ikon (gambaran) kita pula. Dia disebut sebagai “Ikon
Gereja” (Gambaran Gereja). Karena perkataan “Ya” Maria kepada Allah, maka ia
dapat hidup sepenuhnya di dalam Kristus berkat rahmat Allah. Karena hal inilah
(yaitu hidup di dalam Kristus), maka ia menemukan Hidup meskipun mati. Ia pun
tidak pernah mengalami pembusukan. Dan ia tidak mengabaikan dunia. St Maria mengalami buah pertama dari karya
keselamatan Kristus. Dan kita merayakannya, karena kita semua diundang untuk turut pula mengalami hal yang sama (yaitu kebangkitan,
kemuliaan dan hidup yang kekal bersama Kristus).
Altar
Maria di Katedral Jakarta
Tuhan Yesus Kristus bersabda,
“Dan inilah kehendak Dia yang telah
mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan
ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.”
“Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu
supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh
hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.” (Yoh
6:39-40)
(
Ditulis dan terjemahan oleh DCS Evangelismos Katolik Timur. Sumber film : “Dormition
of The Theotokos” oleh St Josaphat Eparchy pada Youtube. Sumber foto : “Basilika
St Maria Maggiore” oleh www.vatican.va ; Imam Eparki St Josaphat oleh St
Josaphat Eparchy pada Youtube ; “Altar Maria di Katedral Jakarta” oleh
www.katedraljakarta.or.id )
Artikel
terkait :
Artikel
1 : Puasa Theotokos 1-14 Agustus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar