Hari
Jumat Agung telah tiba. Gereja-Gereja mengenang kembali peristiwa penyaliban
Kristus di kayu salib. Termasuk pula Gereja-Gereja Katolik Timur.
Pada
sekitar jam 3 sore, sebuah salib besar dengan ikon Kristus Tersalib diletakkan
di ruang tengah gereja. Lalu umat akan satu persatu maju ke hadapan salib
tersebut untuk memberikan penghormatan kepada Kristus yang 2000 tahun lalu
telah mengorbankan diri dengan tergantung dan wafat di kayu salib. 2000 tahun
lalu, langit berduka, gelap menyelimuti dunia, matahari enggan memperlihatkan
cahayanya kepada dunia. Bumi pun goncang, dan tabir bait suci Yahudi tercarik
menjadi 2 bagian sebagai tanda bahwa hukum lampau telah usai. Para murid
Kristus tercerai berai. Hanya beberapa murid saja, termasuk para wanita yang
selama ini setia mengiringi Kristus dan juga Maria Bunda-Nya yang Tersuci.
Meski tahun-tahun telah berlalu ribuan tahun, abad-abad pun telah berlalu, tetap sama, sebagaimana telah dinubuatkan bahwa jika Anak Manusia ditinggikan pada kayu salib, maka Ia akan menarik semua orang kepada-Nya (Injil Yohanes 12:32). Tanpa terhalang waktu, seluruh umat beriman dari masa ke masa secara rohani turut hadir bersama para murid yang setia, para wanita pengiring, dan Ibu-Nya, menghormati dan setia menemani Kristus Yang Tersalib.
Di hadapan Ikon Kristus Tersalib, masing2 umat satu persatu memberikan penghormatan dan kasih terdalamnya kepada Ia yang rela wafat bagi dunia.
Imam lalu akan melakukan Ibadat Penurunan Tubuh Kristus. Ikon Tubuh Kristus Tersalib diturunkan dari salib, lalu imam akan membungkusnya. Hal ini untuk menghadirkan peristiwa ketika Tubuh Kristus diturunkan dari kayu salib.
Kain
Ikon Kristus Yang Telah Wafat (“Epitafios”), di Paroki Kelahiran Kristus Gereja Katolik Yunani Ukraina (oleh Carl Olson, http://insightscoop.typepad.com)
Lalu sebuah
kain Ikon Tubuh Kristus Yang Telah Wafat, disebut juga dengan sebutan
"Epitafios", diletakkan di sebuah tandu keranda suci. Keranda ini,
dengan kain Ikon Tubuh Kristus Yang Telah Wafat terhampar di atasnya,
diletakkan di ruang tengah gereja. Hal ini untuk menghadirkan kembali peristiwa
ketika Tubuh Kristus setelah diturunkan dari salib, siap dibawa untuk
dimakamkan.
Umat
pun dan siapapun yang hadir saat itu akan menghampiri keranda suci tersebut
untuk menunjukkan kembali kasih mereka kepada Kristus yang telah tergeletak wafat.
Umat menyatukan diri secara mistik dengan Maria Theotokos Tersuci Ibu Yesus
Kristus dan para wanita serta murid-murid yang tinggal setia di bawah salib,
ketika menerima Tubuh Sang Penyelamat yang terkulai. Doa Puji-pujian Ratapan Jumat Agung dinyanyikan. Menggambarkan dan menyatukan diri dengan kedukaan Ibu
Maria Theotokos Tersuci dan para murid atas Kristus yang wafat.
Perarakan
keranda menghantar Ikon Tubuh Kristus Yang Telah Wafat, oleh umat Gereja Katolik Melkit (foto : diaryofapilgrim.wordpress.com)
Imam
lalu memimpin perarakan keranda suci dengan kain Ikon Tubuh Kristus. Umat
mengikuti dan mengiringi di belakang. Gambaran perarakan Tubuh Kristus
dihantarkan ke makam dihadirkan kembali. Keranda lalu dibawa kembali ke ruang
tengah gereja. Kain ikon Tubuh Kristus disemayamkan di sana, menghadirkan
kembali Tubuh Kristus yang disemayamkan dalam kubur 2000 tahun lalu. Senyap dan
sepi menyelimuti gereja dan hati umat.
Namun pada hari ketiga, Tubuh itu tidak akan ada lagi dalam kubur. Ia telah bangkit. Kubur kematian tidak dapat menelan dan menahan lebih lama Kristus Sang Hidup dan Pemberi Hidup. Malahan kubur dan maut dikalahkan. Ia dipermalukan, dan sengatnya dihancurkan. Karena Kristus akan bangkit. "Ya Tuhan, perlihatkanlah kepada kami kebangkitan-Mu yang mulia", doa puji-pujian yang diangkat pada akhir ibadah.
(Ditulis oleh DCS Evangelismos Katolik Timur. Referensi : Dari tata ibadat Jumat Agung Katolik Timur. Sumber gambar cover : www.antiochian.org)
Namun pada hari ketiga, Tubuh itu tidak akan ada lagi dalam kubur. Ia telah bangkit. Kubur kematian tidak dapat menelan dan menahan lebih lama Kristus Sang Hidup dan Pemberi Hidup. Malahan kubur dan maut dikalahkan. Ia dipermalukan, dan sengatnya dihancurkan. Karena Kristus akan bangkit. "Ya Tuhan, perlihatkanlah kepada kami kebangkitan-Mu yang mulia", doa puji-pujian yang diangkat pada akhir ibadah.
(Ditulis oleh DCS Evangelismos Katolik Timur. Referensi : Dari tata ibadat Jumat Agung Katolik Timur. Sumber gambar cover : www.antiochian.org)
Artikel terkait :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar